Sistem Penyimpanan Energi Berbasis Kalor Laten

Tahukah kalian apakah itu Latent Heat Penyimpanan (LHS)? Sama seperti dengan battery, LHS adalah tipe mekanisme penyimpanan energi. Perbedaannya, mekanisme penyimpanan energi pada LHS berbasiskankan pada kalor laten sebuah material. Sama seperti yang sudah didalami di SMA, kalor laten ialah kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sesuatu zat untuk berbeda bentuk. Pada LHS ini, mekanisme peralihan bentuk zat yang dipakai ialah peralihan bentuk zat dari padat ke cair atau kebalikannya.

Agen bola terpercaya Secara simpel, mekanisme kerja dari LHS ialah dengan simpan energi berbentuk panas yang dari sumber panas hingga material PCM (Phase Change Material) yang dipakai pada LHS akan berbeda bentuk dari padat ke cair. Material PCM ini ditempatkan pada suatu bejana atau tempat yang tersambung dengan pipa berisi saluran pendingin yang biasanya berbentuk air.

Selanjutnya, air itu akan berbeda bentuk jadi uap panas yang berperan untuk putar turbin hingga hasilkan listrik. Meski begitu, peranan dari dari LHS ini tak terbatas sebagai penyimpan panas untuk proses produksi listrik, tapi juga untuk aktivitas setiap hari seperti pemanas air dan pengontrol temperatur ruang.

Situs agen bola Selainnya mempunyai kalor laten yang lebih tinggi, material PCM yang dipakai pada LHS harus penuhi beberapa persyaratan tambahan. Nilai kalor laten per unit volumenya sebaiknya tinggi supaya ukuran tempat material PCM yang dipakai semakin lebih kecil. Material yang dipakai harus mempunyai konduktivitas termal yang lebih tinggi untuk menolong proses pengisian dan discharing supaya lebih efisien. Peralihan volume yang kecil saat terjadi proses peralihan babak. Material itu harus juga mempunyai kestabilan kimia yang lebih tinggi, tidak memiliki sifat korosif, tidak beracun dan tidak gampang kebakar atau meletus.

Temperatur leleh material yang diperlukan bergantung dari tipe pendayagunaannya. Pada LHS yang terpadu dengan panel surya sebagai pembangkit listrik, secara umum tipe PCM yang dipakai ialah garam cair atau dikenali nama Molten Salt karena mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dan harga yang relatif murah. Dalam pada itu, LHS yang dipakai sebagai pengontrol temperatur ruang atau pemanas air secara umum memakai parafin karena mempunyai titik leleh yang lebih rendah.

Pada penataan temperatur ruang, LHS cuma dipakai sebagai lapisan rumah. Pada kasus ini, LHS akan menyerap panas dari matahari saat siang dan material PCM akan berbeda bentuk dari padat ke cair. Saat malam hari, material PCM akan beralih menjadi dingin karena panas pada PCM akan keluar, sesuaikan temperatur di lingkungan yang berpengaruh berlangsungnya peralihan babak PCM dari cair ke padat.

error: Content is protected !!